Adegan (scene) ialah bagian lakon dalam pementasan. Adegan merupakan bagian babak yang mempertunjukkan lakuan yang sambung-menyambung di satu tempat. Adegan dapat pula berupa situasi atau satuan dialog dalam lakon. Alegori (allegory) ialah cerita drama yang mengandung makna kiasan atau perlambang. Tokoh-tokohnya mewakili sesuatu yang diidentifikasi sebagai gagasan, cita-cita, atau nilai-nilai kehidupan. Alur (plot) ialah jalinan peristiwa yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan, antara lain, oleh hubungan sebab akibat, tokoh wira, tema, atau ketiganya. Anakronisme (anachronism) ialah kesalahan kronologis, yaitu pelanggaran urutan dan kesesuaian waktu seperti penempatan peristiwa atau tokoh, atau pemakaian ekspresi bahasa yang tidak konsisten dengan fakta sejarah. Kesalahan ini kadang-kadang memang disengaja oleh pengarang. Misalnya, dalam Arjuna Mencari Cinta karya Yudistira A.N., dikisahkan tentang Arjuna mengendarai mobil yang tentu saja tidak terdapat dalam cerita asli pada zamannya. Andalan (confidant) ialah tokoh yang tidak memegang peran utama, tetapi menjadi orang yang dipercaya olejh protagonis. Tokoh andalan ini sering dimunculkan oleh pengarang drama sebagai tokoh yang menyampaikan pikiran dan maksud protagonis sebagai usaha untuk menghindari monolog atau solilokui (senandika). Anekdot (anecdote) ialah kisah singkat tentang kejadian yang menarik, lucu, atau aneh yang berkenaan dengan sifat atau gagasan khas seorang tokoh. Arus kesadaran (stream of consciousness)ialah pikiran atau persepsi tokoh cerita yang dianggap sebagai rentetan keadaan yang terus bergerak menurut urutan waktu. Babak(act) ialah bagian yang besar dalam drama atau lakon. Setiap babak dapat dibagi dalam beberapa adegan. Dalam babak terdapat kesatuan adegan yang saling berkaitan dan mempunyai kesatuan dekor yang melukiskan kesatuan tempat dan waktu. Ada drama yang terdiri atas lima babak, ada pula yang terdiri atas empat, tiga, atau dua babak. Bahkan, ada drama yang terdiri dair satu babak.Bombas (bombast) ialah gaya bercerita dengan menggunakan kata-kata yang muluk-muluk, yang dibesar-besarkan, atau yang mengandung bualan. Citraan (imagery) ialah gambaran kejiwaan yang diperoleh pembaca dan bahasa yang digunakan oleh pengarang.Derap (pace) atau tempo ialah kecepatan gerak dan irama suatu drama. Hal ini dapat ditentukan dari kecepatan susul-menyusulnya peristiwa dalam drama itu. Drama (drama) atau sandiwara ialah ragam sastra yang ragam perwujudannya dalam bentuk dialog. Drama ini dipersiapkan untuk dipertunjukkan di atas pentas. Pantomim termasuk juga dalam drama. Episode (episode) ialah lakuan pendek sebuah drama yang merupakan bagian yang integral dari alur utama. Tetapi jelas batasan-batasannya. Dengan kata lain, episode adalah suatu bagian yang dapat berdiri sendiri dalam deretan peristiwa suatu cerita. Dalam drama yang singkat dan padu, episode sering diartikan sebagai adegan. Sebaliknya, dalam drama yang panjang dan longgar, episode beranalogi dengan babak.Fragmen (fragment) atau petilan ialah penggalan sebuah drama. Fragmen biasanya memiliki keutuhan sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Dalam bidang prosa, istilah fragmen juga dipakai. Hikayat ialah jenis cerita rekaan populer dalam sastra Melayu lama, yang berkisah tentang pengembaraan, percintaan, peperangan, putra raja, pahlawan, atau saudagar yang dalam perwujudannya dianggap cerita sejarah atau biografi. Kaba ialah jenis prosa berirama yang dapat didendangkan dalam sastra Minangkabau. Penggalan yang didendangkan itu terdiri atas tujuh sampai sepuluh suku kata. Contoh : Siapa orang yang terkabar, kabar raja Babanding, dalam negeri Padang Tarap, di Ranah Payung Sekaki, di Kerambil nan atap tungku, di Cempedak nan besar, di Anjung nan lah tinggi.Kejutan (surprise) ialah perubahan dalam lakuan secara tiba-tiba dan tak terduga sehingga kesinambungan cerita tidak sesuai dengan dugaan pembaca. Kesaksamaan (exactness) ialah nilai keindahan dalam karya sastra yang berkaitan dengan pilihan kata, jalan pikiran yang runtut, pengembangan tokoh secara cermat dan pembeberan peristiwa. Kolase (collage) ialah penyusunan karya sastra dengan cara menempel-nempel bahan, seperti sindiran, kiasan, ibarat, ungkapan asing, dan kutipan yang biasanya dianggap tidak berhubungan satu sama lain. Kritik Sastra (literary criticm) ialah suatu cabang ilmu sastra yang melakukan penganalisisan, dan penilaian tentang baik dan buruknya karya sastra yang bersangkutan. Lakon (play) ialah karangan berbentuk drama yang ditulis dengan maksud untuk dipentaskan. Lakuan (action) ialah deretan peristiwa nyata atau fiksi yang membangun sebagian alur karya dramatik. Gerak, dialog, dan narasi merupakan lakuan. Langgam; gaya bahasa (style) ialah kata, ungkapan, struktur, atau wacana yang dipakai secara khas sehingga menjadi ciri penulisnya. Latar (setting) ialah tataan ialah dekor yang dipakai dalam pementasan drama seperti pengaturan tempat kejadian, percakapan, pencahayaan. Lenturan (digression) atau digresi ialah peristiwa yang menyimpang dari pokok masalah yang sedang dihadapi dalam drama. Bagian itu adalah bagian yang tidak langsung bertalian dengan tema dan alur cerita. Digresi ditemukan juga dalam prosa. Leraian (falling action), bagian struktur alur sesudah tercapainya klimaks dan menunjukkan perkembangan lakuan ke arah selesaian. Melodrama (melodrama) diartikan sebagian lakon yang sentimental dengan lakuan yang menggemparkan dan mendebarkan. Melodrama mula-mula berarti lakon romantik yang disertai musik, tarian, dan nyanyia. Dalam perkembangannya melodrama berarti lakon dengan alur luas, sentimental, dan berakhir dengan kebahagiaan. Mitos(myth) ialah cerita tradisional yang tidak diketahui pengaranya, yang berksiah mengenai manusia dan peristiwa adikodrati, serta yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat pemilik cerita tersebut. Opera (opera) ialah drama yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan dengan iringan musik. Operet (operette) ialah opera ringan satu babak yang menggunakan dialog yang diucapkan dan dinyanyikan secara silih berganti. Pancingan (narrative hook), teknik yang dipakai pada awal cerita untuk memancing minat pembaca, misalnya yang mengejutkan (pembunuhan, kecelakaan) atau pernyataan yang dapat menggelitik rasa ingin tahu pembaca. Pantomim(pantomime) ialah drama bisu yang pamerannya menggunakan gerak-gerik dan ekspresi roman muka di dalam lakuan. Parataksis(parataxis) ialah penggabungan suku kalimat atau kalimat tanpa konjungi (kata penghubung) untuk memperoleh kesan ketegasan dan kepadatan. Pastoral (pastorale) ialah karya sastra yang menggambarkan kehidupan pedesaan yang tenang dan tentram. Pelipur lara(folkroman) ialah jenis cerita rakyat dalam sastra Melayu lama yang mengungkapkan kehidupan istana; cerita yang bersifat menghibur itu umumnya bermula dengan kelahiran tokoh, kemudian peperangan, dan akhirnya perkawinan serta kehidupan yang bahagia istilah ini juga digunakan untuk mengacu kepada pembaaw cerita semacam itu. Pembayangan (foreshadowing) atau padahan ialah teknik penyusunan peristiwa dan penjelasan dalam alur cerita sehingga peristiwa yang baru terjadi memberikan suatu bayangan terhadap peristiwa yang bakal terjadi. Padahan ini membangkitkan rasa ingin tahu pembaac akan kejadian berikutnya. Penokohan(characterization) ialah teknik pemberian watak, sifat atau kebiasaan pada suatu cerita yang ditampilkan oleh pengarang. Penokohan ini akan terlihat melalui tindakan, ujaran penampilan fisik, dan apa saja yang dilakukan dan dipikirkan oleh tokoh. Peran (role) ialah seperangkat tingkah laku yang dimiliki oleh seorang tokoh dalam drama. Saga (saga) ialah kisahan panjang atau legenda tentang peristiwa heroik yang biasanya dikaitkan dengan cerita kuno yang mengungkapkan petualangan para bangsawan, kini saga merujuk kepada legenda tradisional atau dongeng yang melibatkan pengalaman dan prestasi luar biasa. Contoh: Hang Tuah Senandika(soliloquy) atau solilokui ialah bentuk pemerian seoran tokoh dalam wacana yang berisi pemerian tentang diri tokoh itu sendiri. Dengan kata lain, senandika dapat berupa pengungkapan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh. Senandika ini berfungsi juga untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca atau penonton. Sinestesia (synesthesia) ialah pencerapan yang dicampurbaurkan sehingga seakan-akan terdapat dua macam tanggapan pancaindera terhadap hal yang sama, misalnya mendengarkan warna dan gerak yang manis. Sorot balik (flashback) ialah penyelaan urutan kronologis dalam karya sastra atau drama dengan ungkapan peristiwa yang terjadi sebelumnya. Teknik sorot balik ini biasanya memulai cerita dengan peristiwa akhir. Baru kemudian cerita mengemukakan peristiwa dari awal sebagai suatu kenangan. Sorot balik juga ada dalam karya prosa. Tegangan(suspence) ialah kadar suasana cerita yang mendebarkan karena penataan alur sedemikian rupa sehingga pembaca ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tegangan juga berarti keadaan jiwa dan pikiran yang sarat dengan ketidakpastian, harapan, dan pertanyaan tentang apa yang bakal terjadi ketika pembaca atau penonton mengikuti laju cerita. Tokoh (character) ialah orang memainkan peran tertentu dalam drama. Dalam prosa, tokoh adalah orang yang menjadi pemeran yang menjalankan alur cerita. Tokoh yang paling penting dalam sebuah lakon, yang juga tokoh sentral disebut wirawan (hero). Tonil (toneel, Belanda) biasanya disamakan artinya dengan sandiwara. Kata tonil ini sudah jarang terdengar dalam pemakaian sehari-hari.
Sumber: http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_1/Istilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar