Minggu, 14 April 2013

PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM MENGENAI KEBUTUHAN MANIUSIA

hm.. udah lama nih ga nge blog.. sosis (sok sibuk sendiri) hehe....
coretan kali ini yaitu jreng jreng jreng..... :P

PERSPEKTIF SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL DAN SISTEM EKONOMI ISLAM MENGENAI  KEBUTUHAN MANIUSIA
ya..walaupun saya akui saya bukan mahasiswi jurusann ekonomi :(
langsung saja coretan di mulai...
Mengenai kebutuhan manusia terlebih dahulu kita telaah “ perspektif ekonomi konvensional” barulah “perspektif ekonomi islam”.
A.      Perspektif ekonomi konvensional
Merupakan Bahasa pertama ilmu ekonomi konvenisoinal, selalu ditemukan kata : ned, want, wish dan desire, dimana need (kebutuhan), want (keinginan), wish (kecendrungan)dan desire (rangsangan nafsu).Ternyata yang penting dan harus dimengerti dalam mempelajari berbagai istilah ekonomi yaitu adanaya perbedaan yang sangat mendasar antara kebutuhan dan keinginan.
Dalam ilmu ekonomi konvensinal, kita akan menjumpai bahwa kebutuhan selalu didefinisikan sebagai :” keinginan untukmemperoleh suatu sarana tertentu, sebagai upaya untukmengehntikan oenderitaan atau pencegahan terjadinya hal itu bahkan untuk melestarikan suatu kondisi atau meningkatkannya”, dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan diterjemahkan seenaknnya sebagai keinginan.
Ilmu ekonomi konvensinal memandang bahwa berbagai kebutuhan manusia itu tidak terbatas, yang olehkarena itu banayk literatur ekonomi yang kita akan sering menemukan ungkapan “unlimited wants” (kebutuhan yang tak terbatas).
Demikianlah ilmu ekonomi konvensioanl menempatkan kebutuhan manusia dalam perspektif yang dengan selintas saja, telah menunjukan ketidak jelasan dalam membedakan arti secara makna antara kebutuhan dan keinginan.
B.      Perspketif ekonomi islam
Kita akan mencoba mencari tau sejauh mana perspektif ekonomi islam tentang keterbatasan kebutuhan dan ketidak terbatasan.
 Secara lughawi, kta al-haajat (kebutuhan) selalu berkisar pada makna dan pengertian: kemiskinan tuntutan dan sesuatu yang dibutuhkan manusia yang pada awalnya juga merupakan keinginan agar hilang (dengan memenuhinya).
Sedangkan kata ar-raghbat (keinginan) dari berbagai makna mempunyai arti keburukan,kerusakan, berluas-luas dan ketamakan, Dimana berbagai makna ini tidak akan ditemukan pada kata al-haajat ( kebutuhan).
Kenikmatan yang membawa (kita) untuk mendapatkan segala sesuatu itu ternyata berfungsi sebagai stimulan agar kita berusaha mendapatkannya.
Ini berarti bahwa sama sekali tidak ada kaitannya antara kesenangan dan penderitaan atau antara kebaikan dan keburukan. Sebagaimana ALLOH berfirman dalam Q.S Al-baqarah ayat 216.
Dalil ini secarameyakinkan telah memberikan petunjukbahwa dalam perjalanan ruang dan waktu, suatu pembatasan individual yang  harus dipenuhi dan selalu tetap memungkinkan, adalah pensyariatan zakat.
Segala macam kebutuhan manusia yang secara otomatis dituntut oleh kehidupannya sendiri agar dapat hiduplayak, tenteram, damai dan harmonis, sifatnya terbatas sesuai dengan fitrah, tugas dan  tujuan hidupnya.
Namun demikia, sekalipun berbagai kebutuhan pokok manusia tersebut sudah ada pembatasannya, tidak berarti segalanya akan tetap. Artinya, mungkin saja batasan tersebut berubah jenisnya, bentuknya, macam-macamnya dan lain sebagainya. Hal ini diserahkan atau tergantung kepada para ilmuwan dizamannya masing-masing.
Islam memang selalu mengikuti perkembangan kebutuhan manusia disegala zaman, lantaran islam sudah sejak awalmemiliki ketentuan atau pedoman dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia kedalam tiga tingkatan.
1.       Kebutuhan Primer, batas minimal untuk kelangsungan hidup manusia.
2.       Kebutuhan sekunder, sedikit lebih rendah dari tingkatan pertama.
3.       Tingkatan yang lebih beraneka ragam, sifatnya hanya melengkapi, menghiasi dan menghibur.
Kesimpulannya yang dapat diringkas adalah berbagai kebutuhan manusia itu sifatnya terbatas, lantaran dengan menelaahnya, menelitinya, mengkajinya  dari sisi manapun kita akan selalu dapat menemukan batas dan berbagai batasan yang membatasi kebutuhan manusia dalam dimensi ruang dan waktu.
Demikianlah perbandingan antara perspektif ekonomi konvensional dengan perspektif ekonomi islam mengenai kebutuhan manusia.

sumber : Dunya, Dr. Syauki Ahmad. sistem ekonomi islam.Fikahati Aneska. Jakarta. 1994

Minggu, 17 Maret 2013

cara menambahkan file lewat pesan facebook

1. klik pesan masuk
2. pilih teman
3. klik tambahkan file
selanjutnya filih file yang akan dikirim
klik open
dan terakhir klik balas

Jumat, 15 Februari 2013

LOGO STAINU CIANJUR


Ramuan Kebahagiaan

Dalam Sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Et-Tirmidziy Rasulullah bersabda. "Barang siapa tidur dengan tenang ditempat tidurnya, sehat badannya, memiliki jatah makan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah mendapatkan dunia dan semua kenikmatannya."
Maksud Hadits diatas adalah bahwa jika seseorang telah mendapatkan makanan yang cukup dan tempat berlindung yang aman, maka dia telah mendapatkan kenahagiaan yang sempurna dan kebaikan yang terindah. Ini terjadi pada kebanyakan orang. Namun mereka tidak pernah menyebutnya, melihatnya dan merasakannya sebagai kebahagiaan dan kebaikan.
Allah berfirman kepada Rasul-Nya,
(Dan, telah Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu) (S. Al-Ma'idah : 3)
Nikmat apa yang diberikan kepada Rasulullah secara sempurna? Apakah nikmat itu berupa materi? Apakah itu makanan yang melimpah? Apakah istana-istana, emas dan perak? Tentu tidak. Rasulullah tidak memiliki semua itu.
Kenyataannya Rasulullah yang agung ini masih tiur disebuah kamar yang beralaskan tanah dan beratapkan pelepah kurma. Dia mengikat perutnya dengan dua buah batu untuk menahan rasa laparnya, dan hanya beralaskan tikar yang terbuat dari pelepah kurma yang membekas dibelikatnya. Dia menggadaikan pakaian perangnya kepada seorang Yahudi dengan harga tiga puluh sha' gandum. Dia berkeliling selama tiga hari untuk sekadar menutup rasa lapar, namun tidak mendapatkannya.
Kau meninggal dan baju perangmu digaidaikan dengan gandum
dan barang (gadaian)mu tetap tak tertebus hingga ajal menjelang.
Dalam dirimu ada makna keyatiman yang menghiasi,
dan engkaupun bergelar bapak orang-orang yatim.
(Dan, sesungguhnya hari akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak Rabb-mu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati)kamu menjadi puas.)
(QS. Ad-Duha: 45)
(Sesungguhnya, telah Kami berikan kepadamu sebuah sungai disurga) (QS. Al-Kautsar: 1)
Al-Qarni. 'Aidh La Tahzan, jangan bersedih/ "Aidh al-Qarni; Penerjemah, Samson Rahman. Jakarata Qisthi Press, 2004.

Sabtu, 09 Februari 2013

Resep Masakan dan Makanan: Resep Untuk Membuat Bolu Pandan

Resep Masakan dan Makanan: Resep Untuk Membuat Bolu Pandan: Resep Untuk Membuat Bolu Pandan ---Dominasi warna hijau dengan aroma pandan yang khas semakin membuat bolu pandan makin di gemari. Berikut ...

Resep Masakan dan Makanan: Resep Untuk Membuat Bolu Gulung

Resep Masakan dan Makanan: Resep Untuk Membuat Bolu Gulung: Resep Untuk Membuat Bolu Gulung ---Berikut ini adalah Resep Untuk Membuat Bolu Gulung yang bisa kita praktekkan sebagai sajian kue dan cemi...

Resep Masakan dan Makanan: Resep Untuk Membuat Bolu Kukus 10 Menit

Resep Masakan dan Makanan: Resep Untuk Membuat Bolu Kukus 10 Menit: Resep Untuk Membuat Bolu Kukus 10 Menit ---Berikut ini adalah Resep Untuk Membuat Bolu Kukus 10 Menit yang bisa kita coba. Inilah resepnya:...